Paragraf (Pengertian Paragraf, Struktur Paragraf, Persyaratan Paragraf, Jenis-Jenis Paragraf dan Pengembangan Paragraf)

BAB  I. PENDAHULUAN

Mengembangkan paragraf pada dasarnya adalah untuk memerinci gagasan utama yang terkandung dalam kalimat utama. Rincian itu dapat berupa contoh-contoh, definisi, data, persamaan atau perbedaan, dan lain sebagainya. Hal itu sangat bergantung pada pola pengembangannya. Paragraf yang menggunakan pola pengembangkan contoh adalah paragraf yang mengembangkan gagasan utamanya dengan menyajikan beberapa contoh sebagai unsur pengembang. Rincian atau unsur pengembang itu biasanya di tulis dalam kalimat-kalimat penjelas. Contoh : Penanganan anak autis harus direncanakan secara sangat rinci, bergantung pada berat ringannya gejala yang ada. Misalnya, tiap anak harus mempunyai rencana pendidikan sendiri yang berbeda dari temannya. Psikiater, guru khusus, dan orang tua harus bekerja sama dengan erat jika ingin hasil yang maksimal, serta kesabaran dan keuletan dalam mengajarkan seseuatu yang biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Gagasan utama dalam paragraf ini di kembangkan dengan memberikan contoh-contoh yang tersirat dalam kalimat penjelas. Sekali pun tidak pada setiap kalimat, secara eksplisit tersurat kata-kata tertentu, misalnya contoh, dan lain-lain, namun secara implisit hubungan itu dapat di rasakan sebagai contoh (Alwi, 2001 : 49 ).

BAB  II. PEMBAHASAN (ISI)

  1. PENGERTIAN PARAGRAF

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus di mulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan ) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama. Syarat sebuah paragraf, disetiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :

  1. Kalimat Pokok

Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

  • Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.

Bagian-Bagian suatu paragraf yang baik :

  1. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
  2. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dengan berhubungan dengan wajar.
  • STRUKTUR PARAGRAF

Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapt di klasifikasikan atas dua macam, yaitu :

  1. kalimat topik atau kalimat utama,
  2. kalimat penjelas atau kalimat pendukung.

Kalimat topik atau kalimat umum, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlah kalimat penjelas sehinggga ide atau gagasan yang terkandung dalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.

Kalimat topik : sebuah kalimat topik adalah kalimat pertama paragraf anda harus kalimat paling umum dalam paragraf dan harus memperkenalkan gagasan keseluruhan yang ingin anda bahas nanti dalam paragraf. Indentasi dari kata pertama dalam kalimat topik anda tidak lagi di perlukan.

Cacatan : kalimat topik memperkenalkan topik dalam secara umum dan mengatur sisa paragraf bagi kalimat-kalimat detail-oriented.ketika pembaca membaca kalimat topik,pertanyaan harus biasanya muncul dalam pikiran pembaca.

Kalimat pendukung  :  Pendukung kalimat  harus mendukung atau menjelaskan ide yang dinyatakan dalam kalimat topik.rincian penting untuk membantu pembaca memahami apa yang anda tulis. Harus menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh kalimat topik anda.

Penutup kalimat : Kalimat penutup biasanya terjadi pada akhir paragraf dan merangkum informasi yang di sajikan dalam paragraf.hal ini mirip dengan,tapi tidak persis sama dengan kalimat topik.

Ciri kalimat topik adalah:

  1. mengandung permasalah yang potensial untuk di rinci atau di uraikan lebih lanjut,
  2. merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri,
  3. mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus di hubungkan dengan kalimat lain,
  4. dapat di bentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.

  Ciri kalimat penjelas adalah:

  1. (dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri-sendiri,
  2. Arti kalimat kadang-kadang babu jelas setelah di hubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf,
  3. Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi,
  4. Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik.

Kalimat – kalimat penjelas atau kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat cara yaitu :

  1. Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
  2. Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang di kandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang terkandung oleh pikiran utama .
  3. Dengan contoh,yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.
  4. Dengan pembenaran, yaitu dengan menambah alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu di awali/di sisip kata “karena, sebab”.
  •  PERSYARATAN PARAGRAF

Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat,yaitu: adanya kesatuan makna (koherensi) adanya kesatuan bentuk (kohesi) dan hanya memiliki satu pikiran utama.

  1. Kesatuan makna (koherensi)

Sebuah paragraf di katakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti daam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.

  • Kesatuan bentuk

Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat di bentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antar kalimat.

  • Hanya memiliki satu pikiran utama

Paragraf yang baik harus hanya memiliki satu pikiran utama atau gagasan pokok Jika dalam satu paragraf terdapat dua atau lebih pikiran utama , paragraf tersebut tidak efektif. Paragraf tersebut harus dipecah agar tetap memiliki hanya satu pikiran utama. Satu pikiran utama itu didukung oleh pikiran-pikiran penjelas. Pikiran-pikiran penjelas ini lazimnya terwujud dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas tentu harus selalu mengacu pada pikiran utama.

  •  JENIS-JENIS PARAGRAF

Jenis paragraf itu bermacam-macam,dan untuk menyebut jenisnya diperlukan dasar penyebutannya. Secara umum ada tiga dasar yang penjenisan paragraf,yaitu (1) POSISI kalimat topiknya,(2)isinya, (3) fungsinya dalam karangan.

  1. Berdasarkan posisi atau letak kalimat topiknya, paragraf di bedakan atas :
  2. Paragraf deduktif,
  3. Paragraf induktif,
  4. Paragraf deduktif-induktif,
  5. Paragraf ineratif,
  6. Paragraf deskriptif atau naratif.
  7. Berdasarkan isinya, paragraf di bedakan atas:
  8. paragraf  naratif,
  9. paragraf deskriptif,
  10. paragraf ekspositoris,
  11. paragraf argumentatif,
  12. paragraf persuasif.
  13. Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf di bedakan atas:
  14. Paragraf pembuka,
  15. Paragraf penghubung atau pengembang,
  16. Paragraf penutup.
  • PENGEMBANGAN  PARAGRAF

Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat di bawah ini :

Kerangka paragraf

Gagasan pokok : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut.

Gagasan penunjang :

  1. Manusia telah mengubah segala-galanya
  2. Hutan, sawah, dan ladang-ladang
  3. Pohon-pohon tidak ada lagi
  4. Pagar bunga sudah diganti
  5. Gedung-gedung mewah dibangun

Pengembangan paragraf :

Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan kekecewaan saja. Dalam kurung waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai  bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang menelan biaya trilyunan rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan kemesraan dan indahnya alam ini.

Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :

Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang lebar).

Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam sebuah paragraf.

Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/perincian-perincian yang tepat.

Keempat, gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan. Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

  1. Klimaks dan antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling tinggi kedudukannya/kepentingannya.

  • Umum – khusus & Khusus – Umum (deduktif & induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif. Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif dan induktif.

  • Perbandingan dan Pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan perpedaan antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya dan kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.

Cara perbandingan biasanya menggunakan ungkapan seperti, serupa dengan, seperti halnya, demikan juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu. Contoh : hidup jangan seperti lalat yang suka makan barang-barang busuk, akan tetapi hiduplah seperti lebah yang hanya makan sari bunga yang wangi dan manis yang memberikan banyak keuntungan bagi makhlu lain.

Cara pertentangan biasanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan bertolak belakang dari. Contoh : orang yang suka memberi dengan ikhlas hidupnya tak pernah kekurangan, berdeda dengan orang kikir, jiwanya tertekan karena harus pelit.

  • Analogi

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Berikut ini akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara analogi. Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memiliki suatu kesamaan atau kemiripan, biasanya dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata kiasan yang digunakan yaitu ibaratanya, seperti dan bagaikan. Contoh : Peran gizi bagi kesehatan manusia tidak bisa ditawar-tawar lagi, tubuh ibarat mobil, mobil perlu bensin untuk jalan, manusia pun perlu beras untuk berenergi.

  • Sebab –  akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas atau sebaliknya. Dilakukan jika menerankan suatu kejadian, ungkapan yang digunakan yaitu : padahal, akibatnya, oleh karena itu, sehingga dan karena. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut :

Jalan Jendral Sudirman akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

  • Cara contoh – contoh

Kata, seperti, misalnya, contohnya dan lain-lain merupakan ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengembangkan paragraf dengan contoh.

Contoh : Tak ada seorang pun yang tak ingin kaya, apalagi kaya dengan rezeki yang halal, tapi di dunia ini berlaku hukum keseimbangan, kaya dengan halal harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja waras. Kekayaan hasil korupsi tidak akan pernah membuahkan kebahagiaan. Contohnya ; Bapak A memimpin sebuah lembaga negara, yang asalnya biasa sekarang jadi superkaya, rumahnya bak istana, setiap anak punya mobil dan apartemen, tetapi anehnya ketiga anak laki-lakinya tidak ada yang lulus kuliah, anak perempuannya hobi kawin cerai dan dua cucunya mengalami keterbelakangan mental.

  • Cara definisi

Adalah, yaitu, ialah, merupakan kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf secara definisi. Contoh : paragraf ialah suatu bagian dari karangan yang didalamnya terdiri atas beberapa kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi suatu kesatuan yang utuh membentuk satu pikiran utama. Didalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.

  • Cara klasifikasi

Adalah pengembangan paragraf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yang lazim digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasika. Contoh ; ada paragraf yang isinya mengisahkan kehidupan seseorang, menjelaskan sebuah proses, melukiskan keadaan dengan kata-kata, bahkan ada paragraf yang isinya mempengaruhi cara berpikir orang lain. Ditinjau dari sifat isi paragraf tadi maka paragraf dapat digolongkan menjadi paragraf deskriptif, paragraf naratif, paragraf persuatif dan paragraf argumentatif.

  • POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalaan utama, yakni :

  1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
  2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas kedalam gagasan-gagasan penjelas.

Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apalagi gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, argumentasi). Pilihan pola pengembangan ditentukan pula dengan pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.

  1. Paragraf  Narasi

Paragrag narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Dalam paragraf narasi terdapat tiga unsur utama yaitu tokoh-tokoh, kejadian, dan latar ruang atau waktu.

Berdasarkan materi pengembangannya, paragraf narasi terbagi ke dalam dua jenis, yakni narasi fiksi dan narasi non fiksi.

Narasi fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa imajinatif. Narasi fiksi disebut juga narasi sugestif. Contoh : novel dan cerpen.

Narasi Non Fiksi adalah narasi yang mengisahkan peristiwa-peristiwa faktual, suatu yang ada dan benar-benar terjadi. Narasi ini disebut juga narasi ekspositori. Contoh : biografi dan laporan perjalanan.

Perbedaan yang lebih jelas antara narasi fiktif dan nonfiktif adalah sebagai berikut :

Narasi fiksi :

  1. Menyampaikan makna atau amanat secara tersirat sebagai sarana rekreasi rohaniah.
  2. Menggugah majinasi.
  3. Penalaran difungsikan sebagai alat pengungkap makan, kalau perlu dapat diabaikan.
  4. Bahasa cenderung figuratif dan menitikberatkan penggunaan konotasi.

Narasi Nonfiksi :

  1. Menyampaikan informasi yang memperluas pengetahuan.
  2. Memperluas pengetahuan atau wawasan.
  3. Penalaran digunakan sebagai sarana untuk mencapai kesepakatan rasional.
  4. Bahasanya cenderung informatif dan menitikberatkan penggunaan makna denotasi.
  5. Paragraf deskripsi

Paragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Pola pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang.

  1. Pola spansial

Adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas ruang dan waktu. Pola ini mengambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya ; dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.

Contoh : pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis. Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah. Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat. Begitu indah.

  • Pola sudut pandang

Adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang tidak sama dengan pola spansial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu. Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu, yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.

Contoh : sekarang hanya beberapa langkah lagi jaraknya mereka dari tebing diatas jalan. Medasing menegakkan dirinya sambil menguasai ke muka dan ia pun berdiri tiada bergerak sebagai pohon diantara pohon-pohon yang lain. Oleh isyarat yang lebih terang dari perkataan itu maju sekian temannya sejajar dengan dia.

Diantara daun kayu tapak kepada mereka tebing turun ke bawah, dikakinya tegak pondok, sunyi-mati, tak sedikit jua pun kentara, bahwa dia melindungi manusia yang hidup, pandai bergerak dan bersuara. Di bawahnya kedengaran sebentar-bentar sepi mendengaus dan bintang-bintang itupun kelihatan kekabur-kaburan dalam sinar bara yang kusam. Dari celah-celah dinding pondok keluaran cahaya yang kuning merah, tetapi tiada berupa jauh sinar yang halus itu lenyap dibalut oleh kelam yang Maha Kuasa. Dikelilingi pondok itu tertegak pedati, ketiganya sunyi dan sepi pula.

  • Paragraf Eksposisi

Adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi.

  1. Pola Proses

Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk menyusun sebuah proses, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
  2. Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya.
  3. Penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.

Contoh : pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah. Caranya, ambilah daun anggur secukupnya. Lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah hasil tumbukan itu dengan air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu, ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan berseri-seri.

  • Pola Sebab Akibat

Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik. Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya.

Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.

Contoh : pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 2004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

  • Pola Ilustrasi

Sebuah gagasan yang terlalu umu, memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkrit. Dalam karangan eksposisi, ilustrasi-ilustrasi tersebut tidak berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis. Dalam hal ini pengamatan-pengamatan pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan gagasan-gagasan umum tersebut.

Contoh :

Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak memahami imbas krisis ekonomi sektor-sektor di bidang pertanian. Misalnya, perikanan masih meningkat cukup mengesankan, yaitu 6,65 persen; demikian pula perkebunan, yang meningkat 6,46 persen. Walaupun terkena kebakaran sepanjang tahun, sektor kehutanan masih tumbuh 2,95 persen. Secara umum, kontribusi dari sektor-sektor pertanian terhadap produk domestik broto (PDB) meningkat dari 18,07 persen menjadi 18,04 persen. Padahal selama 3 tahun terakhir, pangsa sector pertanian merosot dari tahun ke tahun.

  • Paragraf  Argumentasi

Argumentasi bermakna ‘alasan’. Argumentasi berarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan. Dengan demikian, paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan menyakinkan. Alasan-alasan, bukti, dan sejenisnya, digunakan penulis untuk mempengaruhi pembaca agar mereka menyetujui pendapat, sikap atau keyakinan.

Dalam beberapa hal memang terdapat beberapa persamaan antara paragraf-paragraf eksposisi, yang telah kita pelajari terdahulu, dengan paragraf argumentasi. Persamaan tersebut, antara lain bahwa kedua jenis paragraf tersebut sama-sama memerlukan data dan fakta yang menyakinkan. Namun demikian, terdapat pula perbedaan yang mencolok antara keduanya.

Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan antara paragraf eksposisi dan argumentasi adalah sebagai berikut :

  1. Persamaan ;
  2. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menjelaskan pendapat, gagasan dan keyakinan kita.
  3. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau dipenjelas dengan angka, peta, grafik, diagram, gambar, dan lain-lainnya.
  4. Argumentasi dan eksposisi sama-sama memerlukan analisis dan sintesis dalam pembahasannya.
  5. Argumentasi dan eksposisi sama-sama menggali idenya dari ;
  6. Pengalaman,
  7. Pengamatan dan penelitian,
  8. Sikap dan keyakinan.
  9. Perbedaan ;
  10. Tujuan eksposisi hanya menjelaskan dan menerangkan sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya. Argumentasi bertujuan untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca menyetujui bahwa pendapat, sikap dan keyakinan kita benar.
  11. Eksposisi menggunakan contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk menjelaskan sesuatu yang kita kemukakan. Argumentasi memberi contoh, grafik, dan lain-lainnya untuk membuktikan bahwa sesuatu yang kita kemukakan itu benar.
  12. Penutup pada akhir eksposisi biasanya menegaskan lagi dari sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.
  13. Penutup pada akhir argumentasi biasanya berupa kesimpulan atas sesuatu yang telah diuraikan sebelumnya.

Contoh :

Mengembangkan hubungan positif dengan orang lain sebenarnya bertujuan pada saut hal ; anda harus menjadi seorang pengamat manusia. Bila anda benar-benar mampu mengerti manusia atau orang, tahu akan ketakutan, harapan, dan impian mereka, maka akan memiliki kemampuan mengembangkan hubungan tersebut. Berbicaralah dengan orang-orang. Dengarkanlah keinginan hati mereka. Amatilah mereka dan pelajarilah cara mereka berpikir. Tentu saja anda harus membaca buku dan mendengarkan kaset raihlah apa yang anda peroleh dari kebijakan orang lain, namun jangan abaikan bergaul dengan orang lain dan pelajarilah tabiat mereka. Ini adalah satu gaya hidup yang harus dikembangkan, bukan satu studi ilmiah.

Dalam paragraf tersebut penulis mengemukakan sejumlah pendapat, antara lain bahwa kita (pembaca) harus menjadi seorang pengamat manusia. Untuk menyakinkan pembaca atas argumentasinya itu, penulis mengemukakan sejumlah alasan, bahwa dengan menjadi seorang pengamat manusia, kita akan memiliki kemampuan dalam mengembangkan hubungan positif dengan orang lain.

  • PEMBAGIAN PARAGRAF MENURUT TEKNIK PENGEMBANGANNYA

Teknik pengembangan paragraf itu, secara garis besarnya, ada dua macam :

  1. Dengan menggunakan “ilustrasi”

Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa yang dimaksud oleh penulis.

  • Dengan “analisis”

Apa yang dinyatakan kalimat topik dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang menyakinkan. Didalam praktik, kedua teknik di atas dapat dirinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis :

  1. Dengan memberika contoh,
  2. Dengan menampilkan fakta-fakta,
  3. Dengan memberikan alasan-alasan,
  4. Dengan bercerita.

Perhatikan contoh dibawah ini :

  1. Dengan memberika contoh/fakta

Biasanya, pembaca senang membaca paragraf-paragraf yang dikembangkan dengan cara ini. Perhatikan paragraf berikut :

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering dicampuri oleh tengkulak-tengkulak. Misalnya, di Desa Kioro. Apa saja kegiatan KUD selalu dipantau oleh tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga gabah penduduk yang akan dijual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian uang yang ditangani oleh ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan sebagainya. Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu dibentuk oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua koperasi.

Dalam menggunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang terlalu dicari-cari.

  • Dengan memberikan alasan-alasan

Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, dibuktikan dengan uraian-uraian yang logis dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian,

Perhatikan paragraf berikut :

Membiasakan diri berolah raga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

  • Dengan bercerita

Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlaku apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.

Perhatikan paragraf berikut :

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentinya berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

BAB  III. PENUTUP

  • Kesimpulan

Paragraf merupakan sekumpulan kalimat yang dirangkai atau dihubungkan sehingga membentuk suatu gagasan tertentu. Paragraf dibedakan menjadi tiga yaitu paragraf yang terbentuk berdasarkan sifat dan tujuan, berdasarkan letak kalimat utamanya, dan berdasarkan isinya. Sebuah paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa syarat agar terbentuk suatu gagasan yang mudah dimengerti oleh para pembaca, yaitu harus memperhatikan struktur paragraf, persyaratan paragraf, jenis-jenis paragraf, pengembangan paragraf, pola pengembangan paragraf, dan pembagian paragraf menurut teknik pengembangannya. Sehingga para pembaca akan mengerti akan tulisan/kalimat yang disampaikan.

  • Saran

Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami. Serta harus memenuhi syarat yang telah ada (memperhatikan struktur paragraf, persyaratan paragraf, jenis-jenis paragraf, pengembangan paragraf, pola pengembangan paragraf, dan pembagian paragraf menurut teknik pengembangannya).

DAFTAR PUSTAKA

http://www.organisasi.org/ (pengertian paragraf)

http://sunarno5.wordpress.com/2008/12/02/paragraf-induksi-dan-deduksi/ (persyaratan paragraf)

http://gurumuda.com/

http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/persyaratan dan paragraf yang baik/

http://scribd.com/

http://perpusol-samsam.blogspot.com/2009/06/paragraf-deduktif-dan-paragraf-induktif.html/

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai